Ibu Jangan Pergi




Kisah ini bermula dari seorang ibu, lebih tepatnya ia adalah seorang single parent, dia hanya mempunyai seorang anak perempuan yang masih kecil, umurnya sekitar 7 tahunan lah. pekerjaan sang ibu sendiri adalah sebagai penjahit gaun pengantin disebuah perusahaan ternama. dalam  kesehariannya dia harus bekerja keras setiap harinya demi mencukupi kehidupannya dan juga anaknya. jika waktu anaknya pulang sekolah dia harus segera menjemputnya, kemudian harus bekerja lagi. dengan kesibukannya itu membuat ia sangat kurang memiliki waktu bersama anaknya, dan itu membuat anaknya sedikit membenci ibunya.

Pada suatu hari sang ibu merasa ada yang aneh pada tubuhnya dan memeriksakannya ke dokter, terkejut sang ibu ternyata penyakit kanker yang selama ini ada di tubuhnya sudah menginjak stadium akhir, dan dokter pun memvonis hidupnya sudah tidak lama lagi. untuk hal ini ia hanya menceritakan kepada saudara lelakinya saja. sepulangnya ia kerumah ia tersadar begitu banyak waktu yang ia gunakan untuk kesibukannya, sehingga membuatnya tidak memiliki banyak waktu untuk anaknya.

sejak saat itu ia berencana ingun menghabiskan  sisa hidupnya bersama anaknya, dan sejak saat itu juga dia memutuskan untuk berhenti bekerja dengan alasan ia akan pergi jauh, manager di tempatnya bekerja pun mengijinkannya, dan merasa sangat sedih dan terpukul, dengan bercucuran air mata sang manager pun memberinya motivasi.

Pagi, siang, malam dan setiap detik waktu yang ia punya hanya dihabiskan bersama anak perempuan semata wayangnya, apa saja yang anaknya inginkan ia sanggupi, sontak anak tersebut pun merasa ada yang aneh dengan sikap ibunya, dan pada suatu hari anak itu menghampiri pamannya. dan dengan bercucuran air mata dan penuh haru pamanya pun menceritakan yang sebenarnya terjadi pada ibunya.

Anak itu pun kini mengerti mengapa ibunya bersikap aneh akhir akhir ini, dan ia pun merasa harus bersama dan menemani ibunya selalu, sampai-sampai ia harus bolos sekolah, tidak mengikuti kegiatan luar sekolah. hingga tiba waktunya ibunya merasa sudah waktunya ia akan pergi jauh. badannya mulai merasa sangat lemah, dan dibawalah sang ibu kerumah sakit, disana anaknya selalu menjaga ibunya, melayani ibunya. pada saat ia terbaring di pelukan ibunya ia berkata " Ibu.. Ibu tidak boleh meninggalkan ku ya.. ibu harus janji ya bu " ibunya tak kunjung menjawab, dengan bercucuran air mata ia menoleh kearah ibunya yang sudah pucat dan kaku. suasana harupun terjadi di rumah sakit. sampai-sampai sang dokter pun tak diizinkan anak itu untuk menggambil jasad ibunya.
 
Demikianlah cerita yang dapat disampaikan, kini anak itupun sudah dewasa dalam asuhan pamannya, semoga cerita ini menginspirasi banyak anak untuk selalu mencintai dan menyayangi kedua orang tua kita.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment